Cerita Perkembangan Anakku Saat Satu Tahun Muhamad Sholahudin Alfaruqi
Hai para Ummi jumpa lagi tidak terasa anakku Muhamad Sholahudin Alfaruqi sudah satu tahun.
Inilah Perkembangan anakku Muhamad Sholahudin Alfaruqi:
Anak usia 1-3 tahun mulai ingin mencoba melakukan sesuatu sendiri. Makan sendiri, ambil baju sendiri, maunya menirukan orang dewasa atau kakaknya. Karena perkembangan motoriknya masih berkembang seringkali malah jadi berantakan. Di sinilah penting buat orang tua untuk bisa mengelola emosi dan ekspektasi. Dan di sinilah pentingnya orang tua untuk memotivasi anak untuk terus bereksplorasi sambil mencontohkan cara yang aman.
Kalau makan pengen sendiri jadi latihan kadang tumpah, kadang tidak. Harus diajari sedikit-sedikit. Robek-robek buku melatih emosi sih kadang. Hehehe...
Anak usia 1-3 tahun biasanya sdh mulai jalan, mulai bicara 1-2 kata sampai merangkai kalimat sederhana. Cara paling tepat untuk menstimulasi adalah dengan sering mengajak berbicara dan menemaninya bereksplorasi. Kalau saya mengajari dengan menyanyi lagu anak, asmaul husna, dan lain sebagainya. Kalau suamiku mengajak bicaranya dengan video hewan menyebutkan ini singa jadi suka meniru suara harimau "Hauuuum" itu yang lucunya tingkah dan keimutannya.
Anakku belajar jalan 1 tahun 3 bulan Desember 2019 kemarin masih dibantuin dan sekarang sudah lari-lari. Naik turun kursi kesana kemari.
Suka bersih-bersih kayak Abinya. Suka main bola kayak omnya. Pokoknya anakku itu peniru orang dewasa yang dilihatnya. Sekarang-sekarang suka tantrum gitu deh. Yak gitu deh realitanya anaknya aktif dan tidak bisa diam.
Pertama tentu saja cek apa kebutuhan di tahap perkembangannya saat ini? Dengan kita tahu kita akan bisa mengelola ekspektasi kita, sehingga kita jg bisa mengelola emosi kita.Saat kita bisa mengelola emosi, kita bisa belajar merespon dengan tepat
Kalau belum bisa mengelola emosi bagaimana?
Pertama kita sebagai ortu kenali dulu emosi dominan kita apa, kondisi apa yg jadi triggernya, trus cari tahu bgm mengelolanya.
Biasanya emosi dominan muncul saat:
- kebutuhan kita sendiri belum terpenuhi, ini ada di materi ya
- ekspektasi kita beda dengan kenyataan. Karena itu penting untuk tahu tahap perkembangan anak dan sifat bawaan anak, jadi kita tahu apa yg kita hadapi.
Ada beberapa pertanyaan ttg mengelola emosi anak.
Anak usia dini masih belajar mengidentifikasi emosinya. Mereka belum tahu bgm mengelolanya.
Jadi yang pertama perlu kita lakukan adalah kita dulu yang belajar mengelola emosi kita.
Kemudian bantu anak2 kita melakukan validasi emosi. Contohnya, saat anak tantrum, kita bisa bilang, adik sedih ya, adik marah ya pinjam mainan gak dikasih, adik jengkel ya, adik takut ya. Langkah awal ini penting sehingga anak tahu apa yg terjadi dg dirinya, dan apa yg sedang dirasakannya
Pastikan anak tahu kalau kita ada di dekatnya, siap jagain dia, memahami apa yang dirasakan
Terakhir nih, ada bbrp pertanyaan ttg kapan anak butuh stimulasi belajar, kapan anak perlu belajar mengenal huruf, belajar angka, belajar baca, mulai sekolah
Satu hal yg perlu kita ingat adalah anak sejak lahir punya rasa ingin tahu yg besar.
Jadi secara alamiah anak punya keinginan belajar
Anak bukan kertas kosong, mereka punya potensi yang butuh kita bantu kembangkan
Di buku keluarga kita cukup lengkap dan detail ttg tahapan perkembangan kognitif. Kayaknya perlu punya nih
Jadi
-Perkembangan anak di setiap tahapan usia bisa berbeda-beda dan bukan merupakan suatu kompetisi.
- Stimulasi di setiap usia ini bisa berbeda bergantung pada tugas perkembangannya.
- Sejak lahir anak sudah diberkahi rasa keingintahuan dan potensi, tugas orangtua adalah mengembangkannya dengan memberikan stimulasi.
- Stimulasi yang tepat yakni dengan memfasilitasinya untuk bereksplorasi, melalui kegiatan bermain.
- Selama metode belajarnya adalah bermain, anak bisa belajar banyak hal.
- Agar dapat mengelola emosi anak, orangtua hendaknya terlebih dahulu mengelola emosi diri.
- Membantu mengidentifikasi emosi anak dan memahami hal yang dia rasakan menjadi hal penting untuk mengelola emosi anak.
Bye jumpa lagi di tulisan berikutnya....
Inilah Perkembangan anakku Muhamad Sholahudin Alfaruqi:
Anak usia 1-3 tahun mulai ingin mencoba melakukan sesuatu sendiri. Makan sendiri, ambil baju sendiri, maunya menirukan orang dewasa atau kakaknya. Karena perkembangan motoriknya masih berkembang seringkali malah jadi berantakan. Di sinilah penting buat orang tua untuk bisa mengelola emosi dan ekspektasi. Dan di sinilah pentingnya orang tua untuk memotivasi anak untuk terus bereksplorasi sambil mencontohkan cara yang aman.
Kalau makan pengen sendiri jadi latihan kadang tumpah, kadang tidak. Harus diajari sedikit-sedikit. Robek-robek buku melatih emosi sih kadang. Hehehe...
Anak usia 1-3 tahun biasanya sdh mulai jalan, mulai bicara 1-2 kata sampai merangkai kalimat sederhana. Cara paling tepat untuk menstimulasi adalah dengan sering mengajak berbicara dan menemaninya bereksplorasi. Kalau saya mengajari dengan menyanyi lagu anak, asmaul husna, dan lain sebagainya. Kalau suamiku mengajak bicaranya dengan video hewan menyebutkan ini singa jadi suka meniru suara harimau "Hauuuum" itu yang lucunya tingkah dan keimutannya.
Anakku belajar jalan 1 tahun 3 bulan Desember 2019 kemarin masih dibantuin dan sekarang sudah lari-lari. Naik turun kursi kesana kemari.
Suka bersih-bersih kayak Abinya. Suka main bola kayak omnya. Pokoknya anakku itu peniru orang dewasa yang dilihatnya. Sekarang-sekarang suka tantrum gitu deh. Yak gitu deh realitanya anaknya aktif dan tidak bisa diam.
Pertama tentu saja cek apa kebutuhan di tahap perkembangannya saat ini? Dengan kita tahu kita akan bisa mengelola ekspektasi kita, sehingga kita jg bisa mengelola emosi kita.Saat kita bisa mengelola emosi, kita bisa belajar merespon dengan tepat
Kalau belum bisa mengelola emosi bagaimana?
Pertama kita sebagai ortu kenali dulu emosi dominan kita apa, kondisi apa yg jadi triggernya, trus cari tahu bgm mengelolanya.
Biasanya emosi dominan muncul saat:
- kebutuhan kita sendiri belum terpenuhi, ini ada di materi ya
- ekspektasi kita beda dengan kenyataan. Karena itu penting untuk tahu tahap perkembangan anak dan sifat bawaan anak, jadi kita tahu apa yg kita hadapi.
Ada beberapa pertanyaan ttg mengelola emosi anak.
Anak usia dini masih belajar mengidentifikasi emosinya. Mereka belum tahu bgm mengelolanya.
Jadi yang pertama perlu kita lakukan adalah kita dulu yang belajar mengelola emosi kita.
Kemudian bantu anak2 kita melakukan validasi emosi. Contohnya, saat anak tantrum, kita bisa bilang, adik sedih ya, adik marah ya pinjam mainan gak dikasih, adik jengkel ya, adik takut ya. Langkah awal ini penting sehingga anak tahu apa yg terjadi dg dirinya, dan apa yg sedang dirasakannya
Pastikan anak tahu kalau kita ada di dekatnya, siap jagain dia, memahami apa yang dirasakan
Terakhir nih, ada bbrp pertanyaan ttg kapan anak butuh stimulasi belajar, kapan anak perlu belajar mengenal huruf, belajar angka, belajar baca, mulai sekolah
Satu hal yg perlu kita ingat adalah anak sejak lahir punya rasa ingin tahu yg besar.
Jadi secara alamiah anak punya keinginan belajar
Anak bukan kertas kosong, mereka punya potensi yang butuh kita bantu kembangkan
Di buku keluarga kita cukup lengkap dan detail ttg tahapan perkembangan kognitif. Kayaknya perlu punya nih
Jadi
-Perkembangan anak di setiap tahapan usia bisa berbeda-beda dan bukan merupakan suatu kompetisi.
- Stimulasi di setiap usia ini bisa berbeda bergantung pada tugas perkembangannya.
- Sejak lahir anak sudah diberkahi rasa keingintahuan dan potensi, tugas orangtua adalah mengembangkannya dengan memberikan stimulasi.
- Stimulasi yang tepat yakni dengan memfasilitasinya untuk bereksplorasi, melalui kegiatan bermain.
- Selama metode belajarnya adalah bermain, anak bisa belajar banyak hal.
- Agar dapat mengelola emosi anak, orangtua hendaknya terlebih dahulu mengelola emosi diri.
- Membantu mengidentifikasi emosi anak dan memahami hal yang dia rasakan menjadi hal penting untuk mengelola emosi anak.
Bye jumpa lagi di tulisan berikutnya....
Komentar
Tulisan Mbak membantu orang tua muda untuk paham anak mereka jika berada dalam situasi rewel.